Soft Copy
Penilaian Ekonomi Kawasan Hutan Di Indonesia: Pendekatan Dalam Penentuan Kelayakan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Kasus Di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat)
Untuk mempertahankan manfaat ekosistem hutan dengan berbagai fungsinya,rndiperlukan suatu valuasi yang bersifat komprehensif dan terintegratif. Disampingrnitu, valuasi terhadap manfaat dari fungsi ekosistem hutan harus menganut prinsiprnnilai asuransi (insurance value).rnTujuan penelitian ini (1) Menghitung total nilai Manfaat bersih sekarang (NPV)rnkelayakan kegiatan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten. (2) Menghitung totalrnnilai manfaat ekosistem hutan di Kabupaten Melawi (3) Menemukan modelrnpenentuan luas optimum areal perkebunan kelapa sawit pada suatu kawasanrnekosistem hutanrnHasil penelitian mendapatkan bahwa kegiatan perkebunan kelapa sawit tidakrnfeasible untuk dilakukan dengan cara melakukan konversi terhadap ekosistemrnhutan. Jika hal ini dilakukan maka akan menimbulkan dampak kerugianrnlingkungan yang sangat signifikan dengan nilai NPV negatif sebesar Rprn(248.349.067.033.000,-). Sementara itu analisis manfaat biaya mempertahankanrnekosistem hutan adalah positif yaitu sebesar Rp 38.563.349.907.000,-.rnBerdasarkan analisis suitabilitas menunjukkan bahwa dari total pencadangan arealrnperkebunan pada kawasan hutan seluas 234.348 ha, maka yang dapatrndikonversikan untuk lahan perkebunan kelapa sawit hanya seluas 31.498 ha danrnyang tetap dipertahankan sebagai kawasan hutan seluas 202.850 ha.rnKesimpulan dari penelitian ini adalah Konversi ekosistem hutan untuk dijadikanrnsebagai lahan perkebunan kelapa sawit dalam batas-batas tertentu di KabupatenrnMelawi masih dapat dilakukan dengan syarat bahwa penentuan kelayakan luasrnareal perkebunan kelapa sawit harus menggunakan Indeks Ky. Indeks Ky adalahrnmerupakan suatu indeks kompromi yang mengakomodasi 3 (tiga) pilarrnpembangunan berkelanjutan yaitu keberlanjutan lingkungan (ekologi),rnkeberlanjutan sosial dan keberlanjutan ekonomi. Selain itu, indeks ini jugarnmendasari pada konsep pengelolaan sumbedaya hutan yaitu prinsip kehati-hatianrn(prudential principle) dan prinsip standar minimum yang aman ( safe minimumrnstandar). Sehingga Indeks Ky ini dinamakan juga dengan Social, Economy andrnEnvironment Compromise Indeks (SEECI). Hasil perhitungan denganrnmenggunakan pendekatan HHCA yang dilakukan di wilayah studirn(Kabupaten Melawi) telah mendapatkan Indeks Ky sebesar 6,4401. Denganrnmenerapkan angka Indeks Ky ini, analisis suitabilitas terhadap total pencadanganrnareal perkebunan pada kawasan hutan di Kabupaten Melawi seluas 234.348 harnmenemukan bahwa hanya 31.498 ha yang dapat dikonversi menjadi lahanrnperkebunan kelapa sawit, dan 202.850 ha tetap dipertahankan sebagai kawasanrnhutan. Dengan komposisi ini, nilai kerusakan akibat konversi kawasan hutanrnmenjadi lahan perkebunan kelapa sawit dapat diimbangi manfaatrnmempertahankan kawasan ekosistem hutan. Sehingga konsep pembangunanrnberkelanjutan dengan menciptakan keseimbangan lingkungan, ekonomi dan sosialrndapat dicapai.
SC130119 | 633.855.34(043)(0.034) Yan p | Pustaka PPKS Medan Lt. 1 (Sofcopy only) | Available |
No other version available